- Back to Home »
- Sekedar Info »
- Badai Matahari
Posted by : Unknown
26 Jan 2012
Potalovers ane dnger ada isu" gaje nih di inet tentang Badai Matahari.. Nih untuk kterangan lbh lanjut bisa d baca pd referensi" d bawah.. Selamat mnikmati~
Beredar pesan melalui SMS dan BlackBerry Messenger (BBM) nanti malam pukul 23.00 WIB akan terjadi puncak badai Matahari. Saat peristiwa terjadi, suhu Bumi akan meningkat dan berbahaya jika menggunakan HP. Namun pesan ini hoax alias kabar bohong.
"Bahwa akan ada radiasi dari Matahari yang membahayakan dan bisa merusak perangkat telepon, jadi jangan menelepon malam nanti, itu kabar bohong," kata Profesor Riset Astronomi-Astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, dalam perbincangan dengan detikcom, Rabu (25/1/2012).
Dia menjelaskan secara umum badai Matahari terjadi pada 23 Januari dan dampaknya dirasakan pada 24 Januari pukul 21-22.00 WIB. Peristiwa hanya berlangsung beberapa jam, setelah itu keadaan kembali normal. Umumnya fenomena alam ini berdampak pada orbit satelit. Namun menurut Djamaluddin sejauh ini belum ada laporan gangguan pada satelit.
"Manusia di Bumi dan perangkat teknologi yang digunakannya aman dari dampak badai Matahari, betapa pun kuatnya. Karena Bumi dilindungi magnetosfer atau lapisan magnet dan terlindungi dari radiasinya karena ada atmosfer," jelas alumnus Universitas Kyoto, Jepang, ini.
Ditambahkan dia, yang cukup berbahaya saat badai matahari terjadi adalah ketika astronot berada di laboratorium antariksa. Maka itu ketika peristiwa itu terjadi, astronot diminta masuk ke ruang yang aman. Badai Matahari juga bisa mengancam penumpang pesawat yang melintasi wilayah kutub, karenanya pesawat lintas kutub dialihkan jalurnya.
"Orang yang menggunakan telepon, penerimaan siaran TV, ATM yang menggunakan satelit tidak terganggu. Yang terganggu adalah terputusnya layanan satelit. Tapi sepertinya kemarin tidak ada laporan," ucap Djamaluddin.
Dijelaskannya, badai Matahari pertama yang tergolong cukup kuat berupa ledakan flare berskala M8-9. Untuk ini ada yang menyebut M8,3 atau M8,7 atau M9. Ledakan terjadi pada 23 Januari 2012 pukul 03.59 UT atau 10.59 WIB. Kelas M tersebut sebenarnya tergolong kelas menengah.
Meski demikian, kelas M ini mendekati kelas ekstrem atau X, sehingga cukup berdampak pada Bumi. Flare berasal dari daerah aktif NOAA 1402 berupa bintik matahari besar di kanan atas piringan Matahari dan tampak sebagai letupan terang.
Djamaluddin menambahkan flare diikuti CME atau Coronal Mass Ejection, yakni lontaran massa dari korona matahari, terutama proton dengan kecepatan tinggi. Kecepatannya mencapai 1.400 km/detik. Lontaran massa ini diperkirakan menjangkau jarak sepanjang Pulau Jawa hanya dalam waktu satu detik. Partikel bermuatan dari Matahari itu tampak seperti hujan salju, yang berarti mengarah ke arah Bumi. Partikel tersebut baru mencapai Indonesia pada 24 Januari malam.
"Bahwa akan ada radiasi dari Matahari yang membahayakan dan bisa merusak perangkat telepon, jadi jangan menelepon malam nanti, itu kabar bohong," kata Profesor Riset Astronomi-Astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, dalam perbincangan dengan detikcom, Rabu (25/1/2012).
Dia menjelaskan secara umum badai Matahari terjadi pada 23 Januari dan dampaknya dirasakan pada 24 Januari pukul 21-22.00 WIB. Peristiwa hanya berlangsung beberapa jam, setelah itu keadaan kembali normal. Umumnya fenomena alam ini berdampak pada orbit satelit. Namun menurut Djamaluddin sejauh ini belum ada laporan gangguan pada satelit.
"Manusia di Bumi dan perangkat teknologi yang digunakannya aman dari dampak badai Matahari, betapa pun kuatnya. Karena Bumi dilindungi magnetosfer atau lapisan magnet dan terlindungi dari radiasinya karena ada atmosfer," jelas alumnus Universitas Kyoto, Jepang, ini.
Ditambahkan dia, yang cukup berbahaya saat badai matahari terjadi adalah ketika astronot berada di laboratorium antariksa. Maka itu ketika peristiwa itu terjadi, astronot diminta masuk ke ruang yang aman. Badai Matahari juga bisa mengancam penumpang pesawat yang melintasi wilayah kutub, karenanya pesawat lintas kutub dialihkan jalurnya.
"Orang yang menggunakan telepon, penerimaan siaran TV, ATM yang menggunakan satelit tidak terganggu. Yang terganggu adalah terputusnya layanan satelit. Tapi sepertinya kemarin tidak ada laporan," ucap Djamaluddin.
Dijelaskannya, badai Matahari pertama yang tergolong cukup kuat berupa ledakan flare berskala M8-9. Untuk ini ada yang menyebut M8,3 atau M8,7 atau M9. Ledakan terjadi pada 23 Januari 2012 pukul 03.59 UT atau 10.59 WIB. Kelas M tersebut sebenarnya tergolong kelas menengah.
Meski demikian, kelas M ini mendekati kelas ekstrem atau X, sehingga cukup berdampak pada Bumi. Flare berasal dari daerah aktif NOAA 1402 berupa bintik matahari besar di kanan atas piringan Matahari dan tampak sebagai letupan terang.
Djamaluddin menambahkan flare diikuti CME atau Coronal Mass Ejection, yakni lontaran massa dari korona matahari, terutama proton dengan kecepatan tinggi. Kecepatannya mencapai 1.400 km/detik. Lontaran massa ini diperkirakan menjangkau jarak sepanjang Pulau Jawa hanya dalam waktu satu detik. Partikel bermuatan dari Matahari itu tampak seperti hujan salju, yang berarti mengarah ke arah Bumi. Partikel tersebut baru mencapai Indonesia pada 24 Januari malam.
Tidak usah khawatir dengan peringatan bahwa badai Matahari bisa menyebabkan radiasi yang dapat merusak tubuh manusia. Sebab, pada dasarnya radiasi akibat badai Matahari tidak menyebabkan gangguan semacam itu.
"Badai radiasi Matahari dapat menyebabkan gangguan operasional satelit dan propagasi radio gelombang pendek, tetapi tidak mengganggu manusia di Bumi," demikian pernyataan badan antariksa AS, NASA, di situs webnya. Gangguan juga mungkin terjadi pada telekomunikasi seluler, siaran televisi, dan lainnya jika lontaran partikel listrik mengganggu satelit.
Penjelasan tersebut meluruskan informasi yang beredar di internet dan BlackBerry Messenger bahwa badai Matahari menciptakan radiasi yang meningkatkan suhu Bumi secara signifikan. Sejumlah orang khawatir karena di pesan tersebut ditambahkan peringatan bahwa radiasi bisa merusak kulit dan radiasi di telepon seluler.
Seperti diberitakan sebelumnya, telah terjadi ledakan Matahari pada bintik Matahari 1402, Senin (24/1/2012) pukul 10.59 WIB. Ledakan ini merupakan yang terkuat sejak tahun 2005, masuk dalam kelas M-9 alias sudah mendekati kelas tertinggi (X-Extreme).
Akibat ledakan, terlepas partikel berenergi tinggi dan lontaran massa korona (CME) yang sampai ke Bumi pada Selasa pukul 21.18 WIB +/- 7 jam. Badai matahari bergerak dengan kecepatan hingga 2.200 km per detik.
Badai Matahari tersebut juga menimbulkan aurora borealis atau cahaya warna-warni di langit belahan Bumi bagian utara saat lontaran partikel bermuatan listrik dengan energi tinggi memasuki atmosfer.
Badai matahari tidak akan berdampak negatif kepada astronot yang tengah bertugas di luar angkasa. Demikian pernyataan resmi, lembaga antariksa AS, NASA.
Juru bicara NASA, Kelly Humphries mengatakan, para ahli telah memeriksa perkembangan badai matahari selanjutnya menyimpulkan bahwa tidak ada efek samping terhadap para astronot.
"Kami bisa katakan disini, astronot-astronot yang bertugas di Stasiun Luar Angkasa Internasional tidak dalam bahaya," kata dia seperti dikutip Space.com, Rabu (25/1).
Seperti diberitakan sebelumnya, badai Matahari 2012 menyemburkan badai radiasi terkuat dalam tujuh tahun terakhir. Badai Matahari tersebut meluncurkan partikel-partikel radiasi dengan kecepatan mencapai 93 juta mil per jam.
Badai Matahari selanjutnya membombardir bumi dengan intensitas radiasi terkuat sejak 2005. Badai Matahari sampai di bumi pada Ahad (22/1) pukul 23.00 Waktu Timur. Badai Matahari menghantam Bumi dengan tiga efek yang berbeda pada tiga waktu yang berbeda.