- Back to Home »
- Sekedar Info »
- Kepiting Saus Telur Asin!
Hidangan seafood memang paling enak disantap sambil menikmati pemandangan pantai atau laut. Namun, berpesta seafood dengan suasana taman juga tak kalah menyenangkan. Semilir angin menerpa saat jari sibuk menguliti kepiting berlapis saus telur asin. Duh, nikmatnya!
Jika Anda melewati Jl. HR. Muhammad, Surabaya, Anda akan melihat sebuah bangunan baru tak jauh dari bundaran patung kuda. Di sinilah Bandar Djakarta cabang teranyar beroperasi sejak 3 September 2012 lalu. Berbeda dengan konsep restoran induknya di Ancol yang bertema pinggir laut, Bandar Djakarta Surabaya menamakan dirinya 'seafood garden'. Meski demikian, sistem dan menunya sama saja.
Sebelum duduk, pelayan akan mengantar ke 'Pasar Ikan'. Seperti namanya, di sini berjejer akuarium dan cool box berisi macam-macam hidangan laut, baik yang segar maupun yang masih hidup. Tinggal lihat dan pilih jenis seafood, harga per satuannya, juga cara mengolahnya. Staf restoran akan membantu Anda memilihkan seafood dengan kualitas terbaik.
Melalui jembatan panjang Anda akan sampai ke lokasi bersantap di lantai dua atau menuruni undakan menuju area makan bawah. Tempatnya luas, bisa memuat sekitar 800 orang. Pilih suasana outdoor, saung lesehan, atau indoor yang ber-AC. Pelayan akan mendampingi untuk mencatat pesanan dan keperluan lain.
Wah, pilihannya banyak sekali! Ada ikan, kepiting, lobster, kerang, dan cumi. Hampir semua jenis seafood segar tersedia. Termasuk berbagai hidangan bergaya Cina, Thailand, dan Singapura. Deretan minumannyapun tak kalah menggoda. Mulai dari softdrink, bir, jus, es kelapa, hingga aneka mocktail. Saya jadi bingung memilih menunya.
Setelah memesan, hidangan datang satu per satu tanpa menunggu terlalu lama. Lidah menjilat-jilat bibir tanda tak sabar mencicipi. Setelah mengambil nasi dari bakul, garpu mengoyak daging ikan kuwe saus babeh (Rp 7.200/ons). Ikan yang dibelah dua ini terlihat sangar karena berlumur ulekan cabai hijau di seluruh badannya. Tak disangka, rasanya sama sekali tidak pedas! Gurih segar!
Sajian istimewanya ikan kerapu lumpur pepes edan (Rp 16.000/ons) yang menjadi andalan restoran ini. Ikannya berlumur bumbu tebal berwarna oranye terang. Konon, rasanya pedas membakar sehingga orang yang mencobanya akan berteriak "Edan!".
Dengan jumawa, di awal mencoba saya yakin bahwa hidangan ini tidak terlalu pedas. Wah, tahu-tahunya rasa membakar perlahan-lahan merambat sampai ke pangkal lidah! Huah... huah... Buru-buru saya menyeruput jus semangka segar (Rp 12.000) untuk menenangkan badai di mulut.
Beralih ke hidangan tak bercabai, seporsi udang pancet besar saus teppanyaki (Rp 15.500/ons) dengan taburan wijen terlihat menarik. Udang berlumur saus cokelat kental ini disirami dengan potongan paprika dan bawang bombay bakar. Aromanya sungguh wangi. Kriuk kriuk! Kulitnya terasa renyah sehingga dapat disantap tanpa perlu dikupas. Rasanya manis dengan aroma asap yang sedap.
Yang paling ditunggu adalah kepiting jumbo jantan saus telur asin (Rp 21.800/ons). Baluran bumbu kuning yang sedikit berminyak dengan irisan kucai menandakan rasanya yang gurih. Alamak, gurih lembut benar! Saya sampai menjilati jari-jari seakan tak mau bumbu telur asinnya tersisa sedikitpun.
Saya menahan diri untuk tak makan lagi. Biarlah cumi goreng tepung (Rp 7.800/ons) jadi cemilan saya. Wah, yang ini juga tak kalah enak. Sekilas balutan tepungnya gurih seperti kelapa. Hmm... Teksturnya krenyes-krenyes gurih! Uenake poll tenan!
Untuk membilas amis seafood, saya memesan mocktail Monas (Rp 22.000) yang banyak jadi favorit di sini. Paduan kesegaran markisa, jeruk, dan nanas berpadu cantik dengan rasa yang sedikit asam. Saya juga mencoba Bandar de Coco (Rp 25.000), signature mocktail Bandar Djakarta. Kelapa kopyor dicampur dengan es krim vanila dan bahan-bahan lainnya, lalu dimasukkan ke dalam batok kelapa. Minuman creamy berwarna pink pucat ini memiliki jejak rasa sedikit mint dan jeruk.
Ah, siapa bilang di Surabaya tak ada seafood enak. Apalagi yang satu ini bisa bikin merem melek karena enak plus bonus semilir angin yang terasa sangat sejuk di cuaca Surabaya yang terik. Jangan salahkan jika perut kenyang langsung membuat mata jadi berat kena semilir angin. Uenake poll! Ayo rek mampir!
Sumber